
“Serangga Jadi Menu Bergizi: Program MBG Optimalkan Pangan Lokal di Indonesia”
Jakarta.BeritaFaktaBanten.Com
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa serangga dapat menjadi salah satu opsi menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kebijakan ini dirancang dengan mempertimbangkan potensi sumber daya lokal di setiap daerah.
“Jika di suatu wilayah masyarakatnya sudah terbiasa mengonsumsi serangga, maka serangga dapat dimasukkan sebagai bagian dari menu program tersebut,” jelas Dadan pada Minggu (26/1/2025).
Dadan menekankan bahwa program MBG tidak menerapkan menu seragam secara nasional. Sebaliknya, yang ditetapkan adalah standar komposisi gizi yang fleksibel, sehingga bisa disesuaikan dengan potensi dan ketersediaan pangan lokal.
Ia juga menjelaskan bahwa serangga adalah salah satu sumber protein yang kaya gizi dan sudah menjadi makanan tradisional di sejumlah daerah di Indonesia. Selain serangga, sumber protein lainnya juga disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah.
“Misalnya, ada daerah yang memiliki pasokan telur melimpah, sementara daerah lain kaya akan ikan. Sumber protein ini akan dioptimalkan berdasarkan potensi daerah tersebut,” tambahnya.
Selain protein, variasi menu berbasis karbohidrat juga menjadi perhatian. Bagi masyarakat yang terbiasa mengonsumsi jagung, singkong, atau pisang rebus, bahan-bahan tersebut bisa menjadi pengganti nasi sebagai sumber energi utama.
“Ini menunjukkan bagaimana program MBG dapat mengakomodasi keberagaman pangan lokal sekaligus memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi,” ujar Dadan.
Saat ini, program MBG sudah berjalan di 31 provinsi dengan dukungan 238 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas memproduksi makanan bergizi. Pada periode pertama yang berlangsung dari Januari hingga April 2025, program ini menargetkan tiga juta penerima manfaat. Sementara itu, pada periode kedua dari April hingga Agustus 2025, jumlah penerima manfaat diharapkan bertambah menjadi enam juta orang.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk memperluas akses masyarakat terhadap makanan bergizi dengan tetap memanfaatkan potensi pangan lokal. “Kami ingin memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan gizinya sambil tetap menghormati kearifan lokal,” tutup Dadan.
Rie/red